Sabtu, 14 Juni 2008

Devosi Kitab Suci: Sabtu, 14 Juni 2008

"Tuhan berilah aku keberanian untuk selalu memperjuangkan kebenaranMu hari ini"


 

Bacaan I: 1Raj 19:19-21

19:19 Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya.
19:20 Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu."
19:21 Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya

Bacaan Injil: Mat 5:33-37

5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat

Renungan

            Banyak orang yakin kebenaran harus dijunjung tinggi.  Kebenaran harus ditegakkan dan diperjuangkan.  Namun, ada juga orang yang tidak berani atau takut membela kebenaran secara nyata dengan berbagai alasan.  Ada yang takut rejekinya berkurang.  Ada yang takut dimusuhi dan dikucilkan.  Ada yang takut akan dipersulit hidupnya.

            Bagaimana dengan kita sendiri? Apakah selain meyakini kebenaran, kita juga berani membelanya dengan resiko apa pun? Atau kita masih menghitung-hitung risiko yang akan kita tanggung.  Kalau risikonya tidak ada atau dapat kita hadapi, barulah kita berani memperjuangkan kebenaran. Atau kita termasuk orang yang berani membela kebenaran apapun risikonya?


 

Tuhan, kadang kebenaran itu sangat sulit diperjuangkan.

Berilah aku keberanian untuk selalu memperjuangkan kebenaran di muka bumi ini. Amin.

(Ziarah Batin 2008. Mirifika.News)


 

bbg-widi_tbs

Tidak ada komentar: