Rabu, 11 Juni 2008

Devosi Kitab Suci: Kamis, 12 Juni 2008



"Mulutmu adalah Harimaumu"

Bacaan pertama: 1Raj 19:41-46
18:41 Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
18:42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
18:43 Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
18:44 Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."
18:45 Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.
18:46 Tetapi kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel


Bacaan Injil : Mat 5:20-26
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas


Renungan
        Ada seorang pemanah yang ngeri membaca teks tersebut di atas.. "Wah, aku bakal masuk neraka karena aku sering marah-marah. " Lalu dia mulai merenung mengapa dalam kehidupan ini lebih mudah memilih marah daripada berdamai. Lebih mudah menuduh orang lain dan membenarkan diri sendiri. Lebih mudah menunjuk orang dengan satu jari telunjuk padahal kalau dia sadar empat jari yang lain menunjuk dirinya sendiri. Mengapa?
        Manusia sebenarnya lebih ingin berdamai daripada bertengkar, lebih memilih punya teman daripada punya musuh. Lalu mengapa ada orang yang lebih memilih marah dan menilai orang lain negatif? Mengapa tidak memilih untuk menerima dan memberikan banyak toleransi kepada orang lain? Maka, manusia harus kembali ke hati nuraninya sendiri, kembali ke fitrahnya - keadaan awal saat Allah menciptakan alam semesta berserta isinya baik adanya - hidup rukun dan damai. Maukah kita ikut membangun dunia yang dikehendaki Allah sedari mula?

Tuhan, jadikan aku pembawa damai jika terjadi perselisihan dan kebencian. Amin.
(Buku Ziarah Batin 2008, Mirifika.New)

bbg-widi_tbs

Tidak ada komentar: